KITA PINDAH RUANG

KITA PINDAH RUANG

Sabtu, 22 Oktober 2011

LIMBAH

PENGANTAR SALURAN AIR LIMBAHEmosi

Saluran air limbah sangat penting untuk direncanakan dalam utilitas bangunan gedung. Bukan hanya karena perannya yang vital dalam menyalurkan benda atau zat yang tidak dibutuhkan oleh pengguna gedung, serta bahkan bahan-bahan yang beracun, saluran limbah sering merupakan saluran yang pertama harus dibuat secara fisik ketika gedung mulai didirikan.

Pengaruhnya sangat nampak jelas, misalnya pada perletakannya yang tidak boleh berdekatan atau saling mengganggu dengan saluran air minum/air bersih lainnya. Bila hal ini sampai terjadi, perbaikan biasanya merupakan tindakan yang rumit serta membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Air limbah dapat didefinisikan sebagai air buangan dari air bersih yang sudah digunakan. Air limbah dibuang ke saluran umum atau diresapkan ke dalam tanah (setelah tentunya melalui pengolahan terlebih dahulu!). Emosi  Air limbah ini digolongkan atas beberapa bagian besar:

1. Air Hujan (storm water)
Air hujan sebenarnya bukanlah benar-benar merupakan limbah. Bahkan air yang terkotor sekalipun (yang hanya pada 5 menit hujan pertama, atau 2 mm pertama dari tinggi tampungan air hujan) dapat dimanfaatkan untuk keperluan-keperluan seperti menyiram tanaman atau lainnya yang tidak menuntut air bermutu tinggi. Sedapat mungkin air hujan dikembalikan ke dalam tanah untuk mencegah limpasan di atas permukaan tanah. Untuk ini harus dibuatkan bidang resapan atau sumur resapan. Air yang dibiarkan melimpas hanya akan mempertinggi resiko banjir, atau kekeringan di musim kemarau. Detail sumur resapan akan diberikan kemudian.

2.  Air Sabun (Grey Water)
Air sabun umumnya berasal dari limbah rumah tangga, hasil dari cuci baju, piring atau pel lantai. Air ini sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk menyirami tanaman karena pada kadar tertentu alam masih memiliki kemampuan untuk mengurai sabun, yang pada dasarnya merupakan rantai karbon yang umum terdapat di alam. Hanya saja perlu diperhatikan jika sabunnya mengandung bahan berat pembunuh kuman seperti karbol, atau mengandung minyak yang sulit terurai seperti air hasil cuci mobil yang umumnya tercemar oli. Detail sumur pemisah oli/minyak akan diberikan kemudian dalam kuliah berikutnya).

3  Air Tinja/Air limbah padat (Black Water)
Air tinja merupakan air yang tercemar tinja, umumnya berasal dari WC.  Volumenya dapat cair atau padat, umumnya seorang dewasa menghasilkan 1,5 l air tinja/hari. Air ini mengandung bakteri coli yang berbahaya bagi kesehatan, oleh sebab itu harus disalurkan melalui saluran tertutup ke arah pengolahan/penampungan. Air tinja bersama tinjanya disalurkan ke dalam septic tank. Septic tank dapat berupa 2 atau 3 ruangan yang dibentuk oleh beton bertulang sederhana. Air yang sudah bersih dari pengolahan ini barulah dapat disalurkan ke saluran kota, atau lebih baik lagi dapat diresapkan ke dalam tanah sebagai bahan cadangan air tanah (detail menyusul akan diberikan pada kuliah berikut).

Perlu diingat bahwa tinja akan melalui proses fermentasi yang menghasilkan gas-gas yang menguap ke udara. Oleh karena itu penampungannya tidak boleh tertutup benar, harus disediakan pipa saluran agar gas-gas tersebut dapat menguap di udara terbuka. Secara kreatif, proses ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan BIOGAS. Hanya, dibutuhkan volume tinja yang besar agar pengolahan menjadi efisien (lebih kurang 200 kg tinja per hari minimal). Detail pengolahan akan diberikan pada pertemuan berikut.

Termasuk juga di dalam black water adalah limbah-limbah industri yang tercemar berat sehingga jauh dari standar air bersih. Air limbah ini harus diolah hingga netral sebelum dikembalikan ke lingkungan. Hal ini harus dilakukan sendiri oleh pemroduksi limbah. Alternatif lain dapat memanfaatkan jasa pengolahan limbah, baik dari pemerintah maupun swasta dengan biaya tertentu.

Sistem Saluran

a. Sistem saluran terbuka.
Merupakan parit buatan yang digunakan untuk menyalurkan air yang tidak berbahaya (air hujan misalnya) ke sungai. Konstruksinya akan diberikan kemudian pada pertemuan berikut.

b.  Sistem Saluran Bawah Tanah
Sebagaimana namanya, saluran ini terletak di bawah permukaan tanah pada jarak yang cukup signifikan. Saluran dapat menggunakan bahan tanah liat, beton, semen, atau sintetik). Digunakan untuk menyalurkan air-air yang sangat tercemar, ke septic tank atau ke pengolahan publik.

Di luar negeri, kedua saluran ini disatukan. Namun biayanya serta teknologi yang dibutuhkan untuk mengelolanya harus cukup tinggi, yang agaknya kurang cocok diterapkan di negara berkembang.

Berdasarkan peraturan bangunan, pada setiap site harus disediakan saluran pembuangan air hujan. Saluran tersebut harus berdimensi cukup besar untuk menyalurkan air pada tingkat curah hujan tertinggi yang pernah terjadi di daerah tersebut. Kemiringan saluran harus pula mendapat perhatian perancang. Untuk bahan beton, kemiringan minimal 3%, sementara pada pipa sintetik dapat hingga 1% (hampir datar).

Jumat, 21 Oktober 2011

TEORI PEWARNAAN

 Pilih salah satu warna
 Langkahi tiga warna pilihan searah jarum jam. Warna keempat sesudah warna pilihan anda adalah pasangan warna harmonis yang pertama.
 Langkahi tiga warna pilihan berlawanan dengan jarum jam. Warna keempat sesudah warna pilihan anda adalah pasangan warna harmonis kedua.
 Jika anda ingin mencari paduan warna yang kontras dengan warna pilihan, warna itu terletak tepat bersebrangan dengan warna pilihan anda.
 Kemudian anda tinggal memainkan gelap terangnya warna saja. Cukup sederhana bukan?

DAPUR


Ukuran Standar Sebuah Desain Dapur yang Ideal


Bicara ukuran artinya bicara angka. Banyak yang malas memperhatikannya. Padahal untuk membuat dapur yang ergonomis, mau tak mau kita harus bicara ukuran, tinggi, rendah, panjang, dan lebar.
Mungkin Anda sering merasa tidak nyaman bekerja di working table , di dapur. Atau merasa kesulitan menjangkau benda-benda yang disimpan di lemari atau kabinet gantung. Hmm , ini mungkin karena dapur Anda dirancang tanpa memperhatikan ukuran-ukuran ideal.
Ukuran ideal sebuah dapur sepintas terkesan sepele. Tapi Anda sebagai pengguna bisa merasakan sendiri akibatnya. Ukuran yang sembarangan, membuat kerja di dapur jadi tak nyaman. Kalau mau lebih nyaman lagi seharusnya ukuran lemari, working table , dankitchen set harus disesuaikan dengan ukuran tinggi badan, bahkan ukuran siku, dari orang yang sering beraktivitas di dapur.
Beberapa buku tentang dapur menjelaskan tentang ukuran standar berbagai perabot dapur, yang kerap kali kita lalaikan. Intisari dari ukuran-ukuran standar itu andata lain:
• Coba ukur working table atau meja kerja di dapur rumah. Berapa tingginya? Menurut Gilly Love dalamMembuat Dapur Idaman , idealnya ketinggian area kerja ini adalah sama tinggi dengan pinggang. Malah bisa jadi lebih rendah lagi, kalau digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang lebih berat dari sekadar meracik bumbu, misalnya memasak. Pada kegiatan ini, ketinggian meja yang cukup rendah, akan membuat lengan lebih mudah bekerja saat mengaduk atau membolak balik makanan, di penggorengan atau panci.
• Permukaan meja kerja juga harus diperhatikan berapa lebarnya. Daya jangkau tangan manusia, khususnya wanita, ke depan adalah 85 cm. Sedangkan ke samping bisa antara 42cm - 62cm.
• Lemari penyimpanan juga sering dibuat tanpa memperhitungkan ukuran yang pas. Dalam Kitchens That Work yang ditulis oleh Martin Edic dan Richard Edic dikatakan, bahwa tinggi lemari penyimpanan yang masih bisa dijangkau tangan adalah 2m. Tinggi setiap rak di dalam lemari pun perlu diperhatikan, ukuran yang ideal adalah sekitar 65cm - 180cm.
• Jarak sirkulasi koridor antara area kerja satu dan yang lain, juga perlu diperhatikan. Terlalu sempit akan membuat dapur terasa sempit dan tidak nyaman. Masih dari Kitchens That Work disebutkan bahwa jarak optimal yang sebaiknya diaplikasikan adalah 94cm.
• Berikutnya area cuci piring (kitchen sink ). Imelda Akmal dalam bukunya Seri Menata Rumah : Ruang Makan menuliskan bahwa tinggi bak cuci sebaiknya antara 70cm - 80cm dari lantai. Jadi penggunanya tidak perlu membungkuk untuk menjangkau dasar bak.

disadur dari berbagai sumber (